FEBI Gelar Seminar Internasional, Undang Pemateri dari 4 Negara

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam menggelar International Conference on Islamic Social Finance (IConISF) 2022 yang dilakukan semi-daring di Auditorium Perpustakaan Kampus B UIN Raden Fatah Palembang pada Kamis, (27/10/2022).

Seminar Internasional dengan tema “The Role of Islamic Social Finance in Supporting Goverment Policies for Achieving Sustainable Development Goals (SDGs)” mengundang narasumber-narasumber ternama. Dihadiri secara online oleh Prof. Dr. Zakariya Salameh Issa Satnawi dari Yarmouk Univesity Jordania, H.E Amb. Dr. Hanen Hajji President of the Afro, Tunisia dan Prof. Carolina Makaka, President of Ladies of All Nations International, USA. Serta dihadiri secara langsung oleh Prof. Raditya Sukmana, S.E., M.A., Ph.D dari Univeristas Airlangga Surabaya dan Irfan Syauqi Beik, M.Sc., Ph.D. dari Badan Wakaf Indonesia sebagai pemateri dalam negeri.

Dalam sambutannya, Chairman IConISF Dr. Rinol Sumantri, M.E.I. mengatakan bahwa seminar ini adalah seminar internasional pertama yang digelar bertemakan Islamic Social Finance.

“Kami mengundang lima pemateri untuk membahas artikel dan membagikan pengetahuan mereka mengenai Islamic Social Finance.”

Tak hanya menggelar seminar, tambah Rinol, juga diadakan Article Presenting Paralel yang diikuti oleh empat negara.

“Kami menerima lebih dari 50 artikel dari berbagai negara yang ikut berpartisipasi mulai dari Indonesia, Jordania, Malaysia, dan Thailand.”

Rinol berharap kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan setiap tahunnya.

“Saya harap kegiatan ini dapat dilaksanakan setiap tahunya dengan lebih baik lagi.”

Acara ini dibuka secara langsung oleh Rektor UIN Raden Fatah Palembang, Prof. Dr. Nyayu Khodijah, M.Si., didampingi oleh Dekan FEBI Dr. Heri Junaidi, M.A., beserta Jajaran Dekanat yaitu, Wakil Dekan 1 Dr. Rika Lidyah, S.E., M.Si., Ak.CA., Wakil Dekan 2 Dr. Titin Hartini, S.E., M.Si., Wakil Dekan 3 Nilawati, S.Ag., M.Hum., dan Kabag TU Dadang, M.Pd.I, serta dihadiri oleh sekitar 200 peserta secara offline yang terdiri dari berbagai stakeholder seperti Bank Sumsel Babel Syariah, BSI, BAZNAS, OJK, BI, perwakilan beberapa Perguruan Tinggi, dan mahasiswa FEBI.

Prof. Dr. Zakariya Salameh Issa Satnawi (tampak di videotron) sedang memberikan materinya dalam International Conference on Islamic Social Finance melalui Zoom Meeting serta pemateri lainnya Prof. Raditya Sukmana M.A., Ph.D. di Auditorium Perpustakaan UIN Raden Fatah. Kamis, (27/07/2022). Doc. FEBI

Selaku pemateri, Prof. Raditya Sukmana S.E., M.A., Ph.D mengatakan bahwa topik Seminar Internasional yang mengangkat tema Islamic Social Finance sangat tepat dengan keadaan Indonesia sekarang.

“Islamic Social Finance ini terdiri dari zakat, wakaf dan microfinance. Kita di Indonesia banyak sekali orang fakir miskin dan bersamaan dengan itu kita juga banyak sekali orang orang kaya dan orang yang dermawan. Orang-orang kaya ini segera lah berzakat, segeralah berwakaf segeralah melakukan investasi untuk umkm melalui BMT.”

Prof Raditya menambahkan jika hal itu telah terjadi maka kita juga harus menyediakan jalannya, mendistribuskikan kepada fakir miskin dan menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM).

“Jika tadi semua orang kaya telah berzakat dan berwakaf kemudian didistribusikan kepada fakir miskin. Maka selanjutnya kita harus menyediakan SDM-nya, SDM-nya ini harus ditunjang dengan kampus yang luar biasa. Saya optimis bahwa UIN Raden Fatah Palembang ini bisa memenuhi kualitas sumber daya yang diinginkan.” ujar tersebut.

Guru Besar Universitas Airlangga ini juga mengungkapkan bahwa potensi zakat dan wakaf di Indonesia sangat besar dan itu belum terealisasi sepenuhnya.

“Potensi zakat yang ada di Indonesia sangat besar. Studi dari Badan Wakaf Indonesia sebesar 217 Triliun dan baru terkumpul sekitar 11 Triliun. Kita juga belum merambah ke lain-lain seperti zakat perusahaan dan zakat ASN. Jika zakat perusahaan dan zakat ASN telah terlaksana maka itu naiknya bakal signifikan.”

Terakhir, Prof. Raditya juga mengungkapkan bahwa saat ini literasi zakat dan wakaf masih memiliki banyak PR. Beliau pernah menanyakan kepada salah satu tokoh di Surabaya mengenai wakaf uang dan ternyata tokoh tersebut pun baru tahu jika selama ini uang bisa diwakafkan.

“Literasi bisa dilihat dari berapa banyak fakta yang sudah terkumpul dan berapa fakta yang ada dilapangan. Dan jika hasil yang didapat itu berbeda maka ini menunjukan bahwa PR kita masih banyak yang berkaitan dengan literasi zakat dan wakaf. Disinilah perlunya peran dari mahasiswa sebagai agent of change paling tidak mengenalkan pada lingkungan terdekatnya, orang tua, tetangga dan sebagainya.”

Reporter: Bunga Yunielda, Nadya Az-zahra, Nurhalizah, Fazar Riski

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *